Kamis, 13 November 2008
Perlu Kita Renungkan
Oya, berikut ini saya tulis ulang dan sedikit dikasih tambahan beberapa kalimat atau mungkin paragraf (karena renungan itu berupa artikel singkat). Apa aja sih? Yuk, kita sama-sama renungkan dalam-dalam:
Sedekah vs belanja
Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.
Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri). Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya).
Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong. Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukkin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan? Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya.
Terlepas dari nilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya di sisi Allah. Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian. Astaghfirullah…
Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan di jalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).
Ngaji vs nonton sepakbola
Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola
Yap, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bisa bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada narasumber pengajian.
Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola di televisi, waktu “setengah main” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu singkat banget. Lucu ya?
Doa vs ngobrol
Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah Swt., tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir.
Hmm… abis sholat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushola. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).
Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai sholat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya. Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri: “Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk ‘memikat' Allah Swt.?”
Emang iya sih, Allah Mahatahu apa yang diinginkan hambaNya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak?
Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, rangkaian kata dari mulut kita mengalir deras. Nggak ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh.
Sepakbola vs sholat
Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.
Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola di pertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.
Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talak tiga' untuk nggak sholat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut. Walah?
Itu sebabnya, masjid or mushola yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah dengan imam sholatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck.. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah.
Baca al-Quran vs baca novel
Lucu ya, susah banget baca al-Quran 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy .
Hihihi.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita” dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam. Dan itu harus ngorbanin baca Fessenden & Fessenden yang nulis Kimia Organik. Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Quran? Hmm.. satu halaman kayaknya udah merasa “beruntung” deh. Ckckck… kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.
Rahasianya apa? Mungkin kalo bacaan al-Quran cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mugkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Quran pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz. Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Quran lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.
Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Quran ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak?
Konser musik vs shalat jumat
Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat jumat agar bisa cepat keluar.
Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan ‘shaf' terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.
Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas sholat jumat mah , nyari tempat di shaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya?
Dakwah vs gossip
Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip.
Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu. Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya?
Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah Swt. Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan…
Media massa vs al-Quran
Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Quran.
Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dsb. Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus peledakkan bom di London awal Juli lalu, media massa hampir di seluruh dunia langsung “menuding” Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.
Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh?
Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Quran. Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah Swt. sudah menjamin bahwa al-Quran itu “laaroiba fiihi” alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya): “petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.
Yap, al-Quran itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Quran? Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa ‘kabar burung' dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan.
Surga pengen, beramal ogah
Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm.. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.
Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk sholat aja susahnya setengah mati. Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajarannya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif. Lucu dan aneh banget kan?
Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal sholeh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kali ye!
Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita. Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Ijroil untuk menghadap Allah Swt. dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia. Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak.
Rasul mulia saw. telah bersabda: “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita. Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir. Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Selasa, 11 November 2008
Hikayat Iblis : Dialog Iblis vs Rasulullah SAW (bagian 1 & 2)
image Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras."
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
"Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?" Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?"
Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya."
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu."
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini."
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya!
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku."
Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?"
Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat."
Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?"
Jawab Iblis:
"Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut."
Pertanyaan Nabi (4):
"Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?"
Jawab Iblis:
"Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku"
Pertanyaan Nabi (5):
"Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman."
Pertanyaan Nabi (6):
"Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya."
Pertanyaan Nabi (7):
"Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya."
Pertanyaan Nabi (8):
"Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di
Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?"
Jawab Iblis:
"Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: "Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk."
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di
Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur."
Pertanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa dengan engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam."
Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan muka engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."
Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari."
Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang."
Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya."
Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?"
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu."
Pertanyaan Nabi (17):
"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya', aku beratkan hatinya untuk sholat."
Pertanyaan Nabi (18):
"Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam."
Pertanyaan Nabi (19):
"Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"
Pertanyaan Nabi (20):
"Apa lagi yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda, 'Syurga itu di bawah tapak kaki ibu'"
== Selesai ==
Tak Ada Kompromi Dengan Setan..!
Fiqih Quran & Hadist Oleh : Redaksi 09 Sep, 05 - 1:40 am
Semula Nabi SAW hendak mengikat setan yang berwujud kucing itu pada sebuah tiang di masjid sampai menjelang pagi agar para sahabat dapat melihatnya. Tapi, Rasulullah teringat apa yang dikatakan Nabi Sulaiman: “Tuhan, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun jua sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Ash-Shad:35). Demikianlah menurut riwayat Abdurrazzaq. Rupanya, setan memang tak kenal putus asa untuk selalu mengganggu Nabi SAW. Padahal, Al-Qadhi Iyadh berkata: "Ketahuilah, bahwa seluruh umat berijma' (sepakat) kalau Nabi SAW itu dilindungi dan terpelihara, serta disucikan Allah dari segala macam gangguan dan bisikan setan, baik tubuhnya maupun hatinya."
Simak saja, sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Darda', iblis datang membawa nyala api yang hendak dilemparkan ke wajah Rasulullah SAW ketika sedang shalat. Maka beliau bertaawudz, meminta perlindungan Allah dari kejahatan makhuk yang terkutuk itu. Begitu juga ketika Nabi SAW sedang melakukan perjalanan Isra' pada malam hari, Beliau dihadang oleh iblis dengan api. Maka Jibril mengajarkan Rasulullah doa yang langsung dibacanya. Padamlah api itu lalu rontok menjadi abu yang bertebaran, sebagaimana yang diriwayatkan Malik dalam Al-Muwaththa.
Hadist serupa juga diriwayatkan 'Aisyah dan lain-lainnya. Dalam beberapa riwayat disebutkan, bukan sekali dua kali setan mencoba menghadangnya untuk memadamkan cahaya dan mengganggunya di berbagai tempat. Namun setelah gagal dan putus asa, mencoba mengganggunya di waktu beliau sedang shalat. Dan pernah ditangkap dan ditindak oleh Nabi SAW.
Oleh karena setan tidak bisa mengganggu secara langsung, maka ia memperalat musuh-musuh Rasulullah. Seperti yang termaktub dalam sebuah riwayat, bahwa pada malam hijrah Nabi SAW, Quraisy berembuk dan bersekongkol merencanakan pembunuhan Beliau dalam sebuah pertemuan.
Sebelum peristiwa itu, yakni pada waktu berlangsungnya baiat yang populer dalam sejarah disebut Baitul Aqabah sebelum Nabi SAW hijrah. Untuk menghadapi seabrek godaan setan itu, Nabi SAW tetap terlindung dan terpelihara dari segala macam rongrongan dan kejahatan. Misalnya: tatkala Nabi SAW sedang minum obat, ada yang berkata kepadanya: “Kiranya penyakit yang dideritanya itu sejenis paru-paru.” Beliau spontan menjawab: “Tidak, itulah dari setan, sedang setan tidak dibiarkan oleh Allah berbuat sesuatu terhadap diriku.”
Di sisi lain, mungkin muncul pertanyaan bagaimana dengan firman Allah: “Dan jika engkau ditimpa sesuatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-A'raf: 200). Maksud ayat itu bukan tertuju khusus kepada Nabi SAW, tapi kepada umatnya, seperti perintah-perintah lain, yang menurut susunan kalimatnya seakan-akan dihadapkan kepada Nabi SAW. Namun yang dituju adalah umatnya.
Demikian pula firman Allah: “Dan Kami mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun, dan tidak pula seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan-keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, Allah menguatkan ayat-ayat-Nya, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”
Dalam menafsirkan ayat yang satu ini, banyak ulama tergelincir karena kalimat (tamanna) diartikan membaca. Sebagai dalilnya dikemukakan kisah Al-Gharanieq yang bohong dan isapan jempol semata, baik dilihat dari segi akal maupun naqal.
Tahukah anda apakah kisah Al-Gharanieq itu ? Itu sebuah kisah yang sengaja diselundupkan oleh musuh-musuh Islam, yang kemudian termakan oleh sebagian orang. Konon, Nabi SAW pernah membaca
Dalam riwayat yang lain, setanlah yang menginginkan kata-kata itu melalui lidah Nabi SAW karena Beliau menginginkan sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya kepada kaumnya. Maka, setelah kejadian itu hati beliau menjadi sedih, dan Allah menurunkan ayat tersebut untuk menghibur kegundahan hati Nabi SAW. Demikianlah kisah-kisah bohong yang sengaja dihembuskan oleh musuh-musuh Islam mengenai kisah Al-Gharanieq.
Tafsiran ayat itu yang benar dan sah seperti yang diuraikan oleh As-Syaikh Abdul Aziz Ab-Dabbagh, bahwa Allah tidak mengutus seorang Rasul atau Nabi melainkan Rasul itu mengharapkan sepenuhnya dan menginginkan dengan sungguh-sungguh agar umatnya beriman. Sebagaimana firman Allah: “Maka, barangkali kamu membinasakan dirimu, karena bersedih hati, sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini.” (Al-Kahfi: 6).
Dalam
Umat yang dihadapi para Nabi dan Rasul itu berbeda-beda, seperti firman Allah: “Akan tetapi mereka berselisih, maka diantara mereka ada yang beriman, dan ada diantaranya yang kafir.” (Al-Baqarah: 253).
Begitulah polah tingkah setan yang sudah berjanji kepada Allah untuk selalu menggoda manusia terus berlanjut sampai kiamat tiba. Sebuah hadist dari Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi SAW bersabda: “Tak seorang pun diantara kalian, melainkan Allah mengikutsertakan kepadanya seorang jin dan malaikat.”
Meskipun Allah sudah menggaransi untuk melindungi Nabi SAW dari gangguan setan, toh Rasulullah secara tegas tetap menyatakan perang dengan setan, sekaligus memberi teladan bagaimana cara kita menghadapi setan, yakni hanya dengan memohon perlindungan kepada Allah. Tentu, sebagai umatnya kita pun harus pegang prinsip tak ada kompromi dengan setan. (SNY- sumber: Insan Kamil/fosmil)
Rabu, 05 November 2008
Senin, 03 November 2008
Minggu, 02 November 2008
I B U , , , ,
angkasa yang bijak memahat cintamu dan menyirami bumi dengan pelangi keindahan semerbak merekam cahaya di dalam benak yang maha wanita tegak berdiri memeluk semesta dengan puisi ibu berkata lewat cinta ia bertutur dalam syukur hatinya embun yang merekah menyegarkan mimpiku senyumnya rembulan yang membara meremajakan langkahku aku makin habis saat menembus lapis-lapis kasihmu.
engkau kata yang tak habis kueja
metafor canggih bagi segala yang bersih
kalimat maha gaib yang kurapal
saat aku raib di kelam sejarah
dirimu air yang merdeka mengalirkan matahari ke dalam sujudku
ibadah berkelopak memutikkan mimpi
dan pengalaman hingga masa depan mbuncah bercucuran menumbuhkan pagi mencatat diriku sebagai matahari. cita-cita yang retak dibasuh cinta yang maha hawa mengakar di bumi menghidupi keheningan dan airmata seberkas zikir secercah doa memilihkan jalanku pada temaram dunia........